Kalau baca judulnya, itu adalah do'a buat tanaman jeruk mandarin yang baru dibeli awal tahun ini. Mudah-mudahan jeruk mandarin nya tumbuh sesuai harapan tumbuh subur di pot, penuh dengan buah jeruk nya, bukan hanya daun yang lebat.
Mudah2an Allah memberikan umur, kemauan dan kesempatan kedepan untuk mencatat perkembangan jeruk mandarin ini, dan bisa jadi referensi buat orang yang mau menanam jeruk mandarin.
Ada kenangan masa kecil yang begitu berkesan mengenai tanaman jeruk. Saat masih Sekolah Dasar, seorang teman mengajak bermain ke kebun jeruk milik ayahnya di lereng gunung Burangrang. Saat itu bisa melihat penampakan pohon-pohon jeruknya yang rindang dan berbuah banyak serta merasakan langsung naik ke pohon dan memetik jeruknya sendiri. Mantap!.
Memang berinteraksi dengan alam langsung ,seperti dengan kebun jeruk tersebut bisa menjadi kesenangan tersendiri. Dan menjadi kenangan berharga disaat sekarang ketika lahan-lahan yang dulunya kebun beralih fungsi jadi hunian. Kenangan-kenangan kecil ini mudah-mudahan menjadi motivasi buat semua orang yang memiliki kenangan tersebut untuk berusaha melestarikan alam. Setidaknya ada keinginan untuk memiliki atau memelihara tanaman disekitar rumahnya. Sehingga bisa mendapatkan udara sejuk dan manfaat lainnya.
Khusus pohon jeruk, karena jeruk merupakan salah satu buah kesukaan Ibunda telercinta, makanya sering terpikirkan untuk memiliki pohon jeruk sendiri.
Di era internet sekarang, akses informasi terutama yang visual begitu mudah didapat salahsatunya yang menarik minat saya adalah mengenai perkembangan perkebunan dan hobi bercocok tanam. Salahsatu nya mengenai tanaman jeruk mandarin. Kalau melihat foto-foto nya sungguh menggoda. Banyak yang ditanam dipot dan berbuah banyak. Jadi bisa untuk konsumsi dan juga hiasan.
Sepertinya karena semua itu, hingga akhirnya sekarang dikebun sekitar rumah ada 2 pohon jeruk lemon, 1 jeruk nipis, 1 jeruk garut, 1 jeruk peras, 1 jeruk purut dan 2 jeruk mandarin. Tulisan ini fokus ke jeruk mandarin dulu.
Dua tanaman jeruk mandarin ini berasal dari dua bibit yang berbeda. Yang pertama berasal dari biji jeruk mandarin yang dibeli 2 tahun lalu, 2017 saat libur perayaan imlek.
Walau bukan keturunan china, (tapi ga tahu juga ya kalau leluhur ada keturunan china nya). Setiap perayaan imlek selalu saja ada hal spesial yaitu rasa senang, karena tiga hal yaitu bisa dapat liburan walau cuma satu hari, bisa makan kue kue keranjang (saya dan ibunda tercinta menyebutnya dodol china), dan bisa beli jeruk mandarin. Paragraph ini kurang nyambung ya..oke lanjut ke bibit jeruk mandarin yang ke dua.
Bibit tanaman yang kedua berasal dari okulasi mata tunas. Bibit ini dibeli dari toko online Ibad Garden di Tokopedia tanggal 19 Januari 2019. Jika mengikuti target berbuah yang ditulis di tokonya, seharusnya jeruk mandarin jenis santang madu ini berbuah 3-5 bulan setelah penanaman. Mungkin itu akan terjadi jika perawatan sesuai dengan yang disarankan.
Ada beberapa pertanyaan yang mudah-mudahan bisa terjawab dengan proses penanaman jeruk mandarin ini:
1. Jeruk santang madu ini jenis jeruk mandarin atau bukan? Soalnya kalau tanya om google ada yang menulis kalau kedua jeruk ini berbeda, ada juga yang menyebutkan jeruk santang madu ini merupakan satu jenis jeruk mandarin.
2. Apakah penampakan jeruk mandarin ini akan sama seperti yang dijual tukang buah.
3. Tampilan fisik jeruk yang ditanam dari biji sedikit berbeda dengan yang dibeli dari toko online, hasil okulasi mata tunas.
Yang ditanam dari biji, pohon nya berduri, sementara yang hasil okulasi tidak berduri. Apakah karena faktor umur sehingga yang ditanam dari biji masih berduri dan nantinya akan hilang sendiri?
Atau karena ditanam dari biji maka tumbuhnya akan berbeda dari pohon aslinya, yang mungkin hasil okulasi/sambung, maka yang tumbuh malah jenis pohon jeruk lain yang jadi batang bawah pohon asalnya?
Kondisi saat ini, Sabtu 23 Maret 2019:
1. Jeruk mandarin asal Biji ditanam dipot tanah liat diameter 45 cm, sudah berdaun cukup lebat, tinggi pohon sudah 1 meter, belum pernah berbunga/berbuah. Hari ini ditemukan didaunnya ada ulat tidak berbulu (sunda: hileud jengkal). Keong-keong kecil (sunda: tetengek), penanganannya cukup dilakukan pembuangan hama/ belum di semprot insektisida (belum sempat).
2. Jeruk santang madu asal okulasi mata tunas ditanam di pot plastik diameter 60cm. Tinggi nya baru sekitar 50cm. Pucuk-pucuk daun baru sedang banyak bermunculan.
3. Pemupukan dilakukan sebulan 1x dengan NPK dan Growmore.
4. Treatment yang sedang dicoba: memasukan segala macam sisa makanan organik (cangkang nangka, biji nangka, cangkang telur, roti, cangkang buah naga, cangkang pisang, cangkang rambutan, sisa nasi, telur busuk, sisa sayuran, dll), ke pot, dengan harapan jadi pupuk alami untuk tanaman nya.
Post a Comment
Post a Comment