Prestasi Desy Ratnasari

 

Sebagai anak kampung dan petani biasa-biasa saja, saya terbiasa mengkonsumsi makanan makanan yang diperoleh dari alam langsung. Buah-buahan misalnya, jarang sekali mengkosumsi apel atu buah pir yang biasa kami makan adalah nangka, alpukat, markisa, jambu batu, jamu air, murbei ceremai/dewandaru, sirsak, kipe, dan tentunya pisang. Buah-buahan tersebut termasuk mudah ditemui di dikebun-kebun atau dipekarangan dan belakang rumah. Jika mendengar cerita orang tua, dulu di desa kami jeruk tumbuh subur, namun di saat sy lahir ke dunia, tanaman-tanaman jeruk tersebut sudah jarang ditemukan, menjadi barang yang harus dibeli dari pasar seperti apel dan pir. Katanya sih sejak ada listrik masuk ke desa, jeruk ini tidak mau tumbuh dengan baik. Al hasil pada saat saya anak-anak hanya biesa menemukan pohon jeruk di kebun orang tua sahabat saya yang berada di lereng gunung, dekat hutan gunung Burangrang. 

Waduh, kok malah membahas buah ya, judulnya kan Jamur kuping. Nah makanan dari alam selain buah-buahan tentunya masuk banyak lagi misalnya sayuran dan kacang-kacangan yang begitu mudah ditemukan. Namun ada yang bisa didapatkan musiman seperti jamur kuping dan jamur barat (suung)/ Jamur-jamur ini hanya bisa didapatkan pada saat musim penghujan.

Selain musiman, proses mendapatkannya begitu menarik karena kita tidak tahu pasti khususnya untuk jamur kuping. Sementara untuk jamur barat biasanya jika suatu tempat ditumbuhi jamur barat, maka itu akan berlanjut umbuh disana. Sementara jamur kuping sangat tergantung posisi kayu tua atau mau lapuk berada. Biasanya jika ada tempat lembab namun masih tekena sinar matahari disanalah jamur kuping bisa didapatkan.